Nǐ Hǎo (halo!!) Perkenalkan
Saya Piety Santa Sari Siahaan, akrab dipanggil Piety, menjadi delegasi Kepulauan
Riau dalam Indonesia-China Youth Exchange Program (IChYEP) 2016 merupakan salah
satu pengalaman yang luar biasa bagi saya. Kalau ditanya bagaimana kesan saya
mengenai program, saya akan mengatakan, “it
was one of my wonderful and unforgettable experience, once in my lifetime. My
life changing moment!” Mengapa saya katakan begitu? Nanti akan saya akan
jelaskan di akhir cerita. Namun sebelumnya saya akan ceritakan secara singkat
rangkaian perjalanan saya selama di negeri tirai bambu tersebut.
Setelah mengikuti serangkaian seleksi
dan training persiapan keberangkatan
di provinsi masing-masing, tepatnya pada tanggal 19 September 2016, saya
bersama 99 delegasi terpilih dari seluruh Indonesia berkumpul di Jakarta untuk
mengikuti kegiatan Pre Departure Training
(PDT). Selama PDT, kami dibekali dengan ilmu
mengenai hubungan bilateral antara Indonesia-Tiongkok, manfaat dan tujuan
program, serta diajarkan istilah-istilah umum di Tiongkok agar mudah
berkomunikasi dengan penduduk lokal. Kami sangat antusias dalam mempersiapkan
keberangkatan. Kami juga melatih berbagai tarian dan lagu nusantara untuk
ditampilkan di Tiongkok. Kakak-kakak alumni juga turut hadir loh untuk sharing dan berbagi tips mengenai
pengalaman mereka ketika mengikuti IChYEP tahun sebelumnya.
Perjalananku dalam IChYEP 2016
dimulai pada tanggal 21 September 2016. Penerbangan Cathay Pacific kami harus
transit terlebih dahulu di Hongkong sebelum sampai di Tiongkok. Program yang berlangsung selama 10 hari ini merupakan
salah satu bagian dari Program Pertukaran Antar Negara (PPAN) yang difasilitasi
oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik (Kemenpora) Republik Indonesia
yang bekerjasama dengan All China Youth
Federation (ACYF). Kami dijadwalkan untuk mengunjungi tiga provinsi/kota
yaitu Beijing, Ningxia dan Shanghai. Program ini bertujuan
untuk memperkenalkan budaya, sejarah dan perkembangan entrepreneurship di Tiongkok kepada para pemuda Indonesia sehingga
dapat meningkatkan wawasan, jiwa wirausaha, dan nasionalisme para delegasi.
Selama di Tiongkok, kami banyak
melakukan kunjungan baik ke museum, berbagai situs sejarah dan wisata,
institusi pendidikan, Youth Center, maupun
ke pusat kewirausahaan berupa inkubator bisnis dan tempat industri kreatif di
Tiongkok. Pemerintah Tiongkok sangat
mendukung dan memfasilitasi rakyatnya dalam berwirausaha. Di Beijing, Sambutan pihak Tiongkok
melalui event gala dinner yang menyajikan berbagai makanan lezat khas Tiongkok
layaknya tamu kehormatan kenegaraan sangat berkesan bagi kami para delegasi.
Oiya, di moment itu kami juga
mengenakan A1 (seragam utama delegasi) dan mempersembahkan lagu Indonesia Tanah Air Beta dalam bahasa
Tiongkok loh ^^ Nah, salah satu momen yang paling saya tunggu adalah
mengunjungi salah satu keajaiban dunia, Tembok Besar Tiongkok akhirnya menjadi
kenyataan! Yay!! Syukurlah saat kami datang, cuaca disana sejuk dan kami pun
puas berjalan (tentunya sambil mengambil foto sepuasnya yaa hehe) menikmati
kemegahan tembok kebanggaan masyarakat Tiongkok di seluruh dunia tersebut. Kami
juga mengunjungi Youth Center di
Beijing lengkap dengan berbagai fasilitas untuk mengembangkan potensi dan
kreativitas para pemuda/i Tiongkok, dari fasilitas teater dan seni, olahraga, hingga
perpustakaan lengkap. Kami juga mempraktekkan secara langsung berbagai
kebudayaan Tiongkok dari mulai melukis, menulis tulisan kuno Tiongkok, dan
memasak dumpling. Serasa menjadi orang Tiongkok sesungguhnya hehehe
Di Ningxia, kami banyak disuguhkan dengan pemandangan museum dan berbagai
peninggalan sejarah khas suku Hui, Etnis Tiongkok-Muslim terkenal di Tiongkok. Ningxia
sebagai kota yang berpenghuni etnis Hui terbanyak merupakan kota yang sangat
indah dan sangat tertata rapi. Ningxia memang sangat banyak mengalami
perkembangan beberapa tahun terakhir dalam rangka persiapannya menjadi Inland Opening-up Pilot Economic Zone,
sebagai jalur ekonomi antara Ningxia dengan Arab. Kunjungan universitas dan
berbagai institusi pendidikan juga tidak terlewatkan sehingga kami termotivasi
untuk belajar dan memajukan pendidikan di Indonesia. Di Ningxia, kami juga
berkesempatan untuk memperkenalkan berbagai tarian dan lagu khas nusantara
dalam kemasan Cultural Performance dihadapan
orang Tiongkok. Mereka terlihat sangat mengapresiasi penampilan kami, bahkan
tak sedikit loh yang mengajak berfoto bersama ^^ Mungkin karena pakaian tradisional
yang kami terkesan unik dan menarik di mata mereka.
Kota terakhir yang kami kunjungi
yaitu salah satu kota termaju dan terbesar di Tiongkok yang terkenal dengan
julukan “Paris of the East”, yaitu
Kota Shanghai. Tak pernah terbayang
bagi saya, berkesempatan mengunjungi Oriental Pearl TV Tower, salah satu
menara TV tertinggi keempat di dunia yang berada di Pudong district area yang didalamnya juga terdapat Shanghai Municipal History Museum. Dari sightseeing floor (ketinggian 263 meter),
kami sangat puas menikmati keindahan kota Shanghai dengan gemerlapnya di malam
hari.
Momen berharga yang menjadikan IChYEP
2016 adalah life-changing moment saya
adalah ketika saya bertemu dan berkolaborasi dengan 99 delegasi terpilih dari
seluruh Indonesia. Para delegasi dengan ide, pandangan dan prestasi yang luar
biasa namun tetap humble dan punya
visi yang besar baik bagi hidupnya, provinsi
tempat mereka berasal maupun bagi Indonesia. Program ini juga meningkatkan jiwa
nasionalisme dan memperluas mindset saya sehingga saya termotivasi
untuk terus melakukan improvisasi diri serta berkarya baik bagi diri sendiri
maupun bagi tanah air. “Everyone can be a tourist, but being a national
delegate of your country, that’s different story”
Demikian cerita perjalananku dalam
IChYEP 2016. Yuk siapkan dan daftarkan dirimu dalam seleksi PPAN & KPN 2017!
Saya tunggu cerita life-changing moment-mu
berikutnya yaa^^
No comments:
Post a Comment