Jalesveva Jayamahe di
Lautan Kita Jaya!
Menjadi Delegasi
Kepulauan Riau untuk Kapal Pemuda Sail Karimata 2016 merupakan hal berkesan
yang akan saya kenang selalu. Setelah melalui tahap seleksi dan trainning yang
dibekali oleh Provinsi, pada tanggal 4 Oktober 2016 kami bertiga saya dan dua
pemuda terbaik Kepri menuju Jakarta PPON
Cibubur. Walaupun saat itu belum resmi memulai pelayaran, di PPON lah pemuda –
pemuda terbaik pilihan Provinsi masing –
masing. Dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia mengirimkan perwakilan sebanyak
3 orang yang terdiri dari 1 pemudi dan 2 pemuda yang diacak dan digabungkan
dalam kelompok-kelompok kecil. Acara dibuka oleh bapak Imam Nahrawi dan juga
dari pihak satgas Kopasus yang turun langsung mendampingi dan mendidik kami
selama rangkain Sail Karimata 2016. Setelah acara pembukaan selesai seluruh
peserta dan panitia pelaksana Sail Karimata 2016 bertolak ke pelabuhan Tanjung
Periok Jakarta menuju Pontianak. Selama berjalanan kapal yang kurang lebih
memakan waktu 2 hari 1 malam.
Kapal yang kami gunakan
untuk berlayar kali ini berbeda dari kapal sebelumnya. Kapal yang digunakan
tahun 2016 yaitu kapal PELNI KM Lawit. Selama berada dikapal banyak sekali
pengalaman yang di dapatkan. Mungkin setiap orang sudah pernah naik kapal ,
namun kondisi saat itu berlayar sambil mengikuti rangkaian kegiatan yang sudah
disusun oleh panitia. Bangun pagi, sarapan dan makan bersama, pengarahan dari
panitia dan satgas, diskusi kelompok, dan tour keliling kapal. Walaupun
rangkaian kegiatan sudah sangat padat namun kami tetap memiliki waktu ishoma
yang cukup dan juga free time bersama kelompok nya masing-masing. Walaupun ada
beberapa yang jatuh sakit karena perubahan pola makan dan juga mabuk laut.
Setelah tiba di Pontianak
kami di sambut dengan tarian dan pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Kemudian
menaiki bis untuk menuju pelabuhan selanjutnya. Loh kok udah tiba di pelabuhan,
malah ke pelabuhan yang lain lagi? Lagi – lagi tahun ini berbeda. Kami menggunakan
kapal klotok. Kapal kayu yang biasa membawa barang-barang. Pertama kali membayangkan
nya saya jadi terbayang kapal kayu yang pernah saya naiki di kampung halaman
saya yang bergerak lambat dan sangat bergantung pada arus dan gelombang.
Ternyata saya salah kapal klotok yang kami naiki untuk menuju lokasi puncak
pelaksanaan Sail Karimata 2016 ini memang kapal kayu namun berbeda dengan
bayangan saya kapal klotok bergerak cepat, bersih, dilengkapi kanti dan juga
ada live music loh di atas kapal. Jadi jika suntuk, penumpang kapal bisa
bermain musik dan bersantai diatas kapal. Asik bukan?
12 jam berlayar di Sungai
Kapuas, akhirnya kami sampai di Pelabuhan Teluk Batang, Pulau Datuk, Kabupaten Kayong
Utara, lokasi puncak pelaksanaan Sail Karimata 2016. Kami pun dibagi
berdasarkan rumah homestay masing-masing. Menuju hari puncak pelaksanaan Sail
Karimata, selama berada di Homestay diisi oleh banyak narasumber yang sangat
bermanfaat, kegiatan gotong royong sekitar, bersih – bersih pantai, bertemu
anak anak sekolah dasar Pulau Datuk, dan yang paling dinantikan setiap malam
adalah cultural performance delegasi provinsi masing –masing. Acara dilakukan
rutin setiap malam selama berada di pulau datuk dan di tonton oleh masyarakat
sekitar juga. Seluruh delegasi menampilkan yang terbaik untuk provinsi. Tidak
hanya dengan tulisan, gerakan dan nyanyian dan ekspresi menuntun kita belajar
budaya melalui seni.
15 Oktober 2016 adalah
hari puncak pelaksanaan Sail Karimata 2016. Mendapatkan mandat sebagai pagar
ayu dan pagar bagus menyambut Bapak Presiden Indonesia, Joko Widodo dan
rombongannya. Dengan baju adat Provinsi masing-masing, pagar ayu dan pagar
bagus Sail Karimata 2016 siap menyambut kehadiran Bapak Presiden. Acara
berlangsung sangat meriah, khitmad dan juga rapi.
Walaupun kegiatan Kapal
Pemuda Nusantara terkesan seperti “jalan jalan” seebenarnya tidak. Kegiatan
tidak ternilai dengan ilmu pengalaman dan teman dari seluruh Indonesia yang
saya temui. Melalui kegiatan ini mengajarkan saya untuk lebih mencintai
Indonesia dan melalui program ini juga meningkatkan kapasitas pemuda bidang
kemaritiman menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia. Laut bukan pemisah,
namun penghubung. Laut bukan menghambat daratan untuk terus berproduksi namun
sebagai sumber daya yang kuat untuk membangun Indonesia.
Jalesveva Jayamahe,
dilautan kita JAYA!
No comments:
Post a Comment