Menjadi bagian dari
peserta AIYEP 2015/2016 merupakan suatu momentum luar biasa dalam hidup saya.
Mempelajari budaya dan pola hidup orang Australia selama kurang lebih 2 bulan
membuka cakrawala dan sangat mempengaruhi cara berpikir saya. Selama 1 bulan
saya tinggal di Canberra dan tinggal bersama Keluarga angkat. Banyak pengalaman
menarik yang membuat saya jatuh cinta akan gaya hidup orang Australia.
Perbedaan yang cukup signifikan seperti temperatur udara
yang sangat dingin, Sore yang lebih panjang karena matahari terbenam di
Australia sekitar pukul 8 malam. Kondisi alam yang berbeda membuat atmosfir
terasa lebih berbeda di Australia terdapat banyak lahan hijau karena tata kota
yang baik dan jumlah populasi yang tidak banyak karena total populasi di
Australia hanya mencapai 25 juta. Jika dibandingkan dengan Indonesia maka 10
banding 1.
Mindset dan kesadaran diri yang tinggi terhadap
lingkungan membuat Australia sangat bersih. Masyarakat disana sangat peduli
akan lingkungan dan bertanggung jawab untuk menjaga seluruh akses dan
infrastuktur publik. Jika anda berbelanja di Canberra ibu kota Australia maka
siapkanlah kantong belanjaan sendiri karena mereka tidak akan memberikan
kantong plastik mereka malah menjual kantong plastic permanent yang terbuat
dari kain jadi bisa dipakai setiap kali anda berbelanja dan tujuanutamanya
adalah mengurangi penggunaan sapah plastik.
Hal
lainya yang membuat saya semakin kagum akan Australia adalah toleransi yang
tingginya para pengguna kendaraan terhadap para pejalan kaki pernah suatu
ketika saya sedang jalan-jalan bersama Ibu angkat lalu ada seorang wanita akan
menyebrang, ibu saya langsung memberhentikan mobilnya lalu membiarkan wanita
itu menyebrang.
Pernah
suatu hari saya diajak mincing bersama keluarga angkat di Ulladulla New South
Wales, sore itu sekitar pukul 6 sore kami pergi ke pantai Mollymook dan kami
menggunakan fasilitas publik seperti tempat duduk memancing yang disediakan.
Ketika itu saya tidak di izinkan memancing karena belum ada surat izin
memancing jadi saya hanya duduk membantu ayah dan ibu memasang umpan. Tak lama
berselang pancingan di sambar oleh ikan lalu pancingan pun di tarik, hal yang
pertama kali dilakukan oleh ayah saya adalah mengukur ikan menggunakan
penggaris apakah ikan ini sudah layak dikonsumsi atau belum karena ada
peraturan dari pemerintah Australia ada standart ukuran untuk ikan agar dapat
di konsumsi.
Melihat
hal ini menyadarkan hati saya dan merubah cara berpikir saya bahwasanya untuk
menjaga ekosistem alam tidak perlu adanya pengawasan yang ketat dari pemerintah
tapi yang paling terpenting adalah menumbuhkan kesadaran diri sendiri terhadap
segala sesuatu. Coba bayangkan saja ketika di Indonesia walaupun tidak ada
surat izin mengemudi masih banyak orang yang tetap mengemudi dan jika kita
kaitkan dengan ukuran ikan tadi mungkin jika hal itu diterapkan di Indonesia
saya akan sangat pesimis orang akan mematuhinya.
No comments:
Post a Comment